Kamis, 09 Oktober 2014

PERILAKU KONSUMEN



PERILAKU KONSUMEN

A.      Definisi Perilaku Konsumen

Tujuan pemasaran adalah memenuhi dan memuaskan kebutuhan serta keinginan target market. Bidang ilmu perilaku konsumen mempelajari bagaimana individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli, memakai serta memanfaatkan jasa, barang, gagasan atau pengalaman dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat mereka (Kotler: 2001, 182).
            Jhon C Mower dan Michael Minor (Mowen dan Minor: 2002, 6) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai studi tentang unit pembelian (buying unit) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumen berbagai produk, jasa, pengalaman serta ide-ide.
            Sedangkan menurut Lamb, Hair, dan McDaniel (Lamb et al: 2001,188) menyatakan bahwa perilaku konsumen adalah proses seorang pelanggan dalam membuat keputusan membeli, juga untuk menggunakan dan mengkonsumsi barang-barang dan jasa yang dibeli, termasuk faktor-faktor yang memenuhi keputusan pembelian dan penggunaan produk.
            Menurut Engel, Blackwell, Miniard perilaku konsumen adalalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengonsumsi, menghabiskan, produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini.
            perilaku konsumen dapat didasari dari semua definisi di atas sebagai suatu studi tentang proses pengambilan keputusan oleh konsumen dapat memilih, membeli, memakai serta memanfaatkan produk, jasa, gagasan dan pengalaman dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat mereka.

B.      Model Perilaku Konsumen

Titik tolak memahami perilaku konsumen adalah model rangsangan-tanggapan seperti yang diperlihatkan pada tampilan dimana rangsangan pemasaran dan lingkungan mulai memasuki kesadaran pembeli. Karakteristik pembeli dan proses pengambilan keputusan menimbulkan keputusan pembelian tertebtu. Tugas pemasar adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran pembeli mulai dari adanya rangsangan dari luar hingga munculnya pembelian keputusan.

C.      Teori Perilaku Konsumen

pada dasarnya ada dua model atau pendekatan dalam teori yang mau menjelaskan perilaku konsumen, yaitu yang dikenal dengan nama Marginal Utility dan Indiferensi. Dua-duanya pada dasarnya mencoba menjelaskan hukum permintaan dengan cara menelusuri apa yang ada di balik kurvapermintaan itu (yang tidak/belum dijelaskan dengan income-effect dan substitution effect).

            Teori UTILITY berpangkal dari “hasil” yang diperoleh konsumen bila ia membelanjakan uangnya untuk membeli barang dan jasa, yaitu terpenuhi kebutuhan karena utility atau manfaat barang yang dikonsumsikan. menurut konsumsi ini, seorang konsumen yang bertindak secara rasional akan membagi-bagikan pengeluarannya atas bermacam ragam barang sedemikian rupa sehingga tambahan kepuasan yang diperoleh per rupiah yang dibelanjakan itu sebesar mungkin.

            Teori INDIFERENSI merupakan penyempurnaan dari teori utility, tetapi mendekati pokok persoalan yang sama dengan cara yang sedikit berbeda. Menurut teori ini seorang konsumen akan membagi-bagi pengeluarannya atas berbagai macam barang sedemikian rupasehingga ia mencapai taraf pemenuhan kebutuhan yang terbaik( maksimal atau optimal) yang mungkin dicapainya sesuai dengan penghasilan yang tersedia dan harga-harga yang berlaku. situasi yang paling cocok (equilibrium) tercapai kalau penilaian subyektif konsumen terhadap barang itu sesuai dengan harga objektif yang berlaku.

D.     Tipe-tipe Perilaku Konsumen

Pengambilan keputusan konsumen berbeda menurut jenis keputusan pembelian. Assael membedakan empat tipe perilaku pembelian konsumen pada tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan diantara merek.
            Keterlibatan tinggi ditandai oleh berlangsungnya semua proses pengambilan keputusan. Sedangkan keterlibatan rendah adalah apabila di antara tahap dalam proses tersebut, dalam proses pengambilan keputusan ada yang terlewatkan. selain itu keterlibatan tinggi juga ditandai oleh upaya mencari informasi yang intensif. Keterlibatan rendah cenderung kurang mencari informasi.

·         Perilaku Membeli yang Rumit (Complex Buying Behavarior)
Perilaku membeli yang rumit membutuhkan keterlibatan yang tinggi dalam pembelian. Perilaku membeli ini terjadi pada waktu membeli produk-produk yang mahal,tidak sering dibeli, berisiko dan dapat mencerminkan diri pembelinya seperti mobil, pakaian, teleisi dan lain-lain.

·         Perilaku Membeli untuk Mengurangi Ketidakcocokan (Dissonance Reducing Buying Behavarior)
Perilaku yang tinggi mempunyai keterlibatakn yang tinggi dan konsumen menyadari hanya sedikit perbedaan antara berbagai merek. Perilaku membeli ini terjadi untuk pembelian prodk itu mahal, beresiko dan membeli secara relatif cepat karena perbedaan merek todak terlihat. Konsumen akan memperlihatkan informasi yang mempengaruhi keputusan pembelian mereka.

·         Perilaku Membeli Berdasarkan Kebiasaan (Habitual Buying Behavior)
Konsumen membeli suatu produk berdasarkan kebiasaan bukan berdasarkan kesetiaan terhadap merek. Konsumen memilih produk secara berulang bukan karena merek produk, tetapi memilih produk secara berulang bukan karena merek produk, tetapi karena mereka sudah mengenal produk tsb.
Pemasar dapat membuat keterlibatan antara produk dan konsumennya, misalnya dengan menciptakan produk yang melibatkan situasi atau emosi personal melalui iklan. misalnya dengan memberikan tambahan vitamin pada minumannya.

·         Perilaku Pembeli yang Mencari Keragaman
Perilaku ini memiliki keterlibatan yang rendah, namun masih terdapat perbedaan merek yang jelas. konsumen berperilaku dengan tujuan mencari keragaman dan bukan kepuasan. jadi merek dalam perilaku ini bukan merupakan suatu yang mutlak. sebagai market leader, pemasar dapat melakukan strategi seperti menjaga agar jangan sampai kehabisan stok atau dengan promosi-promosi yang dapat mengingatkan konsumen akan produknya. sekali kehabisan stok, konsumen akan beralih ke merek lain. Sedangkan pesaing akan menawarkan barang dengan harga yang lebih rendah, kupon, sampel dan iklan yang mengajak konsumen untuk mencoba sesuatu yang baru.
            perilaku demikian biasanya terjadi pada produk-produk yang sering dibeli, harga murah dan konsumen sering mencoba merek-merek baru.

Referensi:
-          Freddy Rangkuti, diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama Kompas Gramedia Building.
-          Bilson Simamora,  diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama, Anggota IKAPI, Jakarta 2001
-          PENERBIT KANISIUS (Anggota IKAPI)